Kamis, 09 April 2009

Tugas Metopen kuuhhh...tpi kyakna slah dee

Identifikasi masalah
1. Apakah terdapat kandungan Vitamin C dan Vitamin D dalam jamur tiram putih?
2. Seberapa besarkah kandungan Vitamin C dan Vitamin D dalam jamur tiram putih?
3. Apa saja manfaat jamur tiram putih dalam kehidupan sehari-hari?
Tujuan penelitian
1. Menganalisis kandungan Vitamin C dan Vitamin D dalam jamur tiram putih.
2. Mengetahui kadar Vitamin C dan Vitamin D yang terdapat dalam jamur tiram putih.
3. Mengetahui manfaat jamur tiram putih dalam kehidupan sehari-hari.
Manfaat Penelitian
1. Memberikan tambahan pengetahuan mengenai kandungan Vitamin C dan Vitamin D yang terdapat dalam jamur tiram putih.
2. Memberikan tambahan informasi mengenai kadar Vitamin C dan Vitamin D yang terdapat dalam jamur tiram putih.
3. Memberikan tambahan informasi mengenai manfaat jamur tiram putih dalam kehidupan sehari-hari.







II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)
Jamur tiram putih mempunyai nama lain shimeji (jepang), Abalon mushroom atau ayster mushroom (Eropa atau Amerika), Supa liat (Jawa Barat). Jamur ini banyak hidup pada kayu-kayu lapuk, serbuk gergaji, limbah jerami, atau limbah kapas. Dinamakan jamur tiram karena mempunyai flavor dan tekstur yang mirip tiram yang berwarna putih. Hal ini sesuai dengan nama latinnya yaitu Pleurotus. Istilah pleurotus berasal dari Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu Pleuoron yang berarti menyamping dan Ous yang berarti telinga.
Tubuh buah pada jamur ini memiliki batang yang berada di pinggir (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus), sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii atau King Oyster Mushroom. Tubuh buah mempunyai tudung (pilleus)yang berubah dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih dengan permukaan yang hampir licin dengan diameter 5-20 cm. Tepi tudung mulus sedikit berlekuk. Permukaan bagian bawah tudung berlapis-lapis seperti insang (lamella atau gilling) berwarna putih dan lunak yang berisi basidiospora.basidiospora ini berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm. Miselium berwarna putih dan bisa tumbuh dengan cepat. Sedangkan tangkainya dapat pendek atau panjang (2-6 cm) tergantung pada kondisi lingkungan dan iklim yang mempengaruhi pertumbuhannya. Tangkai ini yang menyangga tudung agak (lateral) dibagian tepi atau (eksentris) agak ke tengah (Nanang, 2001.
Jamur tiram termasuk golongan jamur yang memiliki spora yang
berwarna. Nama-nama jarum tiram biasanya dibedakan menurut warna tudung tubuh atau sporanya, seperti jamur tiram putih disebut Ploerotus osteratus, P. flabellatus berwarna merah jambu, P. florida berwarna putih bersih, P. sajor caju berwarna kelabu dan P. Cysridious berwarna kelabu.

Taksonomi jamur tiram putih adalah sebagai berikut:
Super kingdom : Eukaryota
Kingdom : Myceteae
Divisio : Amastigomycota
Subdivisio : Eumycota
Kelas : Basidiomycetes
Subkelas : Holobasidiomycetidae
Ordo : Agaricales
Famili : Agaricaceae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus Ostreatus
(Alexopolous, dkk, 1996)
Jenis vitamin di dalam jamur adalah vitamin B1, B2, niasin, biotin. Selain itu di dalamnya terdapat mineral K, P, Ca, Na, Mg dan Cu (Anonim, 2007). Istimewanya lagi, 72% lemaknya tidak jenuh. Jamur kaya akan berbagai jenis vitamin, antara lain vitamin B1 (thiamin), vitamin B2 (riboflavin), niasin dan biotin. Selain elemen mikro seperti Cu, Zn dan lain-lain, jamur juga
mengandung berbagai elemen makro, antara lain K, P, Ca, Na, dan Mg. Komposisi dan kandungan nutrisi jamur tiram per 100 gram (Djariyah
danDjariyah,2001). Zat yang terkandung dalam jamur tiram adalah: protein 5,94 %; karbohidrat 50,59 %; serat 1,56 %; lemak 0,17 % dan abu 1,14 %. Selain kandungan ini, Setiap 100 gr jamur tiram segar ternyata juga mengandung 45,65 kalori; 8,9 mg kalsium: 1,9 mg besi; 17,0 mg fosfor. 0,15 mg Vitamin B1; 0,75 mg vitamin B2. Ada beberapa pustaka yang menyebutkan bahwa jamur tiram mengandung vitamin C dan vitamin D, tapi tak sedikit pula yang menyebutkan bahwa jamur tiram hanya mengandung vitamin B1, B2, niasin, dan biotin saja. Hali ini dikarenakan penelitian tentang komponene-komponen senyawa kimia dalam jamur tiram putih masih sangat sedikit. Sehingga sampai saat ini informasi mengenai komponen aktifnya masih belum jelas. Pada penelitian ini akan menganalisis apakah jamur tiram mengandung vitamin C dan vitamin D atau tidak.
Manfaat dari jamur tiram putih antara lain dapat digunakan sebagai bahan makanan yang bernutrisi dan berprotein tinggi, kaya vitamin dan mineral, tapi rendah karbohidrat, lemak, dan kalori. Bahkan di Eropa dan Amerika, jamur tiram putih dikonsumsi langsung sebagai sayuran pada pembuatan salad. Jamur tiram dipercaya mempunyai khasiat obat untuk berbagai penyakit, seperti lever, diabetes, anemia, sebagai antiviral dan antikanker serta menurunkan kadar kolesterol. Di samping itu, jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan.di dalamnya terkandung 9 asam amino essensial dengan kadar protein 19-35% (lebih rendah dari kedelai dan susu). Jadi jamur ini dapat dijadikan sumber protein nabati di samping kacang-kacangan. Jamur tiram juga memiliki sifat yang dapat menetralkan racun dan zat-zat radio aktif dalam tanah. Manfaat jamur tiram yang lain dibidang kesehatan adalah untuk menghentikan pendarahan dan mempercepat pengeringan luka pada permukaan tubuh, mencegah penyakit diabetes mellitus dan penyempitan pembuluh darah, menurunkan kolesterol darah, menambah vitalitas dan daya tahan tubuh, serta mencegah penyakit tumor atau kanker,kelenjar gondok dan influenza, sekaligus memperlancar buang air besar (DjariyahdanDjariyah,2001).
2.2 Vitamin C
Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini biasanya disebut juga dengan asam askorbat. Secara kimiawi sifat vitamin C adalah: MW=176.1; mp=193°C. Gugus hidroksil pada atom C no. 3 memiliki nilai pKa =4,2 dan gugus hidroksil pada atom C no. 3 memiliki nilai pKa =11,6. Namun demikian pH atau keasaman vitamin C tergolong asam. Vitamin C berfungsi aktif dalam sel organisme hidup (Anonim, 2008). Vitamin C sangat sensitive terhadap pemanasan, bahkan pemanasan yang tergolong ringan (sedikit diatas suhu kamar). Vit. C juga sensitive terhadap sinar, senyawa oksidator seperti: yodium, hydrogen peroksida, dll, dan logam (besi dll). Vitamin C mudah teroksidasi, terutama bila terlarut dalam suatu pelarut (air misalnya). Vitamin C teroksidasi dalam larutan oleh oksigen, dengan memberikan 2 elektron pada senyawa oksidator.

Vitamin C berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, banyak manfaat yang terkandung dalam vitamin C, antara lain:
§ Vitamin C dapat mencegah lesi pada kulit dan mencegah dinding pembuluh darah mudah pecah. Seperti pada penyakit gusi/bibir berdarah.
§ Vitamin C berguna untuk menjaga struktur kolagen, sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia,yang berfungsi mempercepat penyembuhan luka, luka bakar, serta patah tulang.
§ Vitamin C berfungsi untuk memperkuat elastisitas jaringan ikat dan tulang rawan pada sela-sela sendi di tulang belakang (sehingga mencegah terjadinya nyeri punggung dan cedera akibat olahraga).
§ Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan kalsium untuk pembentukan tulang, memengaruhi pembentukan sel-sel darah merah pada sumsum tulang belakang.
§ Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mencegah terjadinya oksidasi lemak jenuh menjadi bentuk peroksida yang berbahaya bagi tubuh dan dapat mengganggu sistem kardiovaskular (pencetus penyakit darah tinggi, jantung koroner, stroke, dan lain-lain) (Anonim, 2007).
§ Sebagai antioksidan, vitamin C dapat menetralkan radikal bebas diseluruh tubuh. Sehingga, vitamin ini membantu penyerapan zat besi.
§ Vitamin C menghambat terbentuknya nitrosamine, hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit dalam tubuh. Sehingga mampu menangkal nitrit penyebab kanker.
§ Vitamin C juga memiliki sifat sebagai water holder (menyimpan air) sehingga mampu menjaga kelembaban kulit dan mencegahnya dari kekeringan.
Konsumsi vitamin C secara berlebih juga tidak bagus. Vitamin C dapat meningkatkan pembuangan faeses atau kotoran melalui pengaruh pencahar. Sehingga, apabila berlebihan dalam mengonsumsi vitamin C dapat mengakibatkan diare. Saat mengonsumsi vitamin C juga sangat dianjurkan untuk memperbanyak minum air putih agar terhindar dari terjadinya kristalisasi dalam ginjal.
Sumber vitamin C dapat diperoleh dari buah-buahan yang rasanya asam, seperti jeruk, nanas. Vitamin C juga dapat diperoleh dari sayuran seperti brokoli, seledri, dan tomat. konsumsi vitamin C dosis tinggi secara oral dapat menyebabkan masalah pada lambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar